Selasa, 10 Februari 2009

Perayaan / Peringatan Tahun Baru Imlek yang baru saja lewat


Kemarin tanggal 09 Februari tahun 2009 adalah bertepatan dengan hari perayaan CAP GO MEH , akhir dari perayaan Tahun baru Imlek yang jatuh pada tanggal 26 Januari 2009 lalu.

Masa peringatan Tahun Baru sudah berakhir , tinggal gimana ke depannya kita mengisi tahun yang baru dengan kegiatan kegiatan positif dan berbuat lebih untuk kesejahteraan bukan hanya umat manusia belaka , tetapi juga untuk semua Makhluk.

Dulu , pada masa pemerintahan ORBA , dimana sempat dilarang perayaan Tahun Baru Imlek oleh keturunan Tionghoa di Indonesia , keluarga besar orangtua kami tetap merayakan hadirnya Tahun Baru Imlek menurut versi kami.

Sepanjang hidup saya , perayaan Tahun Baru Imlek di keluarga besar kami diperingati dengan sejumlah ritual keagamaan, melaksanakan puja bakti kehadapan Tuhan YME , Para Buddha , suci muliawan di vihara / klenteng terdekat, dan disertai dengan PAY KUI ( setidaknya demikian lafalnya, mungkin penulisannya tidak tepat ), yaitu sembah sujud / semacam sungkeman , terhadap orang tua kita yang masih hidup ( bila orangtua masih hidup )

Puja Bakti yang kita lakukan , tidak lain adalah ucapan syukur kita terhadap berkah yang kita peroleh ditahun yang lewat , sambil tentunya memohon agar dapat diberikan kesehatan , kesejahteraan di tahun yang akan datang , sehingga kita dapat lebih banyak punya kesempatan untuk berbuat baik untuk semua makhluk., melakukan amal ibadah sesuai ajaran kebenaran yang kita yakini masing masing.

Sementara PAY KUI , dimaksudkan agar kita selalu ingat akan budi baik / jasa kedua orang tua yang telah melahirkan dan merawat hingga seusia kita ini.

Saya sangat sedih saat ada kerabat dekat saya , yang mungkin karena sudah merasa hidup di jaman modern , jaman kemajuan , berpendidikan tinggi, kebarat - baratan sehingga merasa cukup dengan mengirimkan uang Ang Pao melalui transfer ke Bank milik orang tua dan saudara saudara lainnya, tanpa merasa perlu hadir meski sekali dalam setahun untuk bersujud dan berkumpul bersama keluarga besar , terutama orang tua kandung sendiri.

Padahal masih tinggal di pulau yang sama, kurang dari setengah hari perjalanan darat dan beberapa bulan yang lewat , baru saja melakukan perjalanan liburan ke luar negri....

Pada saat yang sama , tanpa bermaksud me – marjinal – kan golongan masyarakat yang berpenghasilan pas – pasan , rekan sekerja saya yang kebetulan juga merayakan IMLEK , merasa perlu untuk pulang menemui orang tuanya di sebrang pulau, meski untuk itu yang bersangkutan sudah harus berhemat untuk menabung ongkos pulang sejak awal tahun 2008 !!!

Pembaca blog saya , semoga kita , anda dan saya bisa mengambil hikmah dari tulisan diatas , dan saya yakin pembaca blog saya yang budiman bukanlah orang yang saya maksud.....

Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia........

1 komentar:

Shanti Wulandara mengatakan...

Stuju!!! Setuju!!!
Kebetulan, temenku ada yang begitu...
katanya, saudaranya cuma mengirimkan angpaonya lewat bank. Parahnya, teman saya itu cuma memikirkan isi angpaonya, tapi nggak begitu peduli pada arti perayaan imlek itu sendiri...